
ABSTRAK
Latar belakang
Seiring dengan semakin banyaknya perempuan yang memasuki dunia kerja, terutama selama masa subur, tingkat cuti sakit selama kehamilan pun meningkat. Penelitian saat ini bertujuan untuk mengukur prevalensi dan prediktor cuti sakit di kalangan pekerja hamil dan membandingkannya dengan tingkat sebelum kehamilan.
Metode
Survei lintas seksi yang terkontrol sendiri dilakukan terhadap 384 wanita hamil yang bekerja menggunakan kuesioner yang diberikan oleh pewawancara. Data meliputi riwayat sosiodemografi, medis, obstetrik, dan pekerjaan, serta rincian cuti sakit selama kehamilan dan 9 bulan sebelumnya. Analisis regresi logistik digunakan untuk mengidentifikasi prediktor independen yang signifikan dari cuti sakit selama kehamilan.
Hasil
Prevalensi cuti sakit secara signifikan lebih tinggi selama kehamilan dibandingkan dengan 9 bulan sebelumnya dan pada trimester ketiga dibandingkan dengan trimester lainnya. Prediktor signifikan adalah faktor sosiodemografi [kondisi kesehatan yang buruk (rasio ganjil yang disesuaikan (AOR) 5,5; 95% CI 2,25–13,54), riwayat obstetri (AOR 2,9; 95% CI 1,48–5,50) dan multiparitas (AOR 2,2; 95% CI 1,15–4,06)], dan faktor terkait pekerjaan [pekerjaan berat (AOR 16,9; 95% CI 5,91–48,35), atau pekerjaan dengan keterampilan sedang (AOR 14,1; 95% CI 3,85–50,32), dan kontrol pekerjaan yang rendah (AOR 21,1; 95% CI 8,79–50,32)]. Prediktor signifikan terkait kehamilan adalah perawatan infertilitas (AOR 11,4; 95% CI 2,4–54,2), mual dan muntah (AOR 6,6; 95% CI 3,1–14,4), nyeri leher/punggung (AOR 6,1; 95% CI 3,1–11,9), dan infeksi pernapasan (AOR 3,1; 95% CI 1,6–6,2).
Kesimpulan
Di Mesir, cuti sakit umum terjadi selama kehamilan, terutama pada trimester ketiga, karena faktor-faktor yang terkait dengan pekerjaan, kesehatan, dan kehamilan. Penyesuaian tempat kerja, seperti jadwal yang fleksibel dan berkurangnya tuntutan fisik, dapat membantu meminimalkan cuti sakit dan mendukung karyawan yang hamil.