Analisis Hati Janin Telur Unggas yang Dibuahi untuk Menilai Potensi Kerusakan DNA dari Bahan Kimia: Analisis Komparatif dengan Uji Genotoksisitas In Vitro dan In Vivo serta Karsinogenisitas Hewan Pengerat

Analisis Hati Janin Telur Unggas yang Dibuahi untuk Menilai Potensi Kerusakan DNA dari Bahan Kimia: Analisis Komparatif dengan Uji Genotoksisitas In Vitro dan In Vivo serta Karsinogenisitas Hewan Pengerat

ABSTRAK
Kemampuan untuk menghasilkan kerusakan DNA langsung (genotoksisitas), yang mendasari karsinogenisitas berbagai bahan kimia, biasanya dievaluasi dalam serangkaian uji in vitro yang disetujui oleh regulator dengan potensi tindak lanjut in vivo. Meningkatnya perhatian terhadap kesejahteraan hewan dan penerapan peraturan yang membatasi penggunaan pengujian hewan mengharuskan diperkenalkannya Metodologi Pendekatan Baru (NAM). Model berbasis telur unggas ( in ovo ) dikembangkan sebagai NAM yang kompeten secara metabolik yang mampu melakukan bioaktivasi, detoksifikasi, dan eliminasi xenobiotik untuk berpotensi menggantikan uji genotoksisitas in vivo jangka pendek untuk bahan kimia yang bersifat genotoksis in vitro. Model-model ini menggunakan hati janin unggas (ayam atau kalkun) untuk evaluasi titik akhir yang menunjukkan kerusakan DNA yang dihasilkan oleh mekanisme langsung atau tidak langsung, pembentukan adduct DNA nuklir dan pemutusan untai. Embrio unggas memiliki kemiripan genetik dan morfologis dengan mamalia dan dapat digunakan untuk evaluasi titik akhir lainnya termasuk histopatologi dan profil genomik. Analisis konkordansi terhadap 87 dan 59 bahan kimia yang dinilai dalam model ayam dan kalkun, masing-masing, mengungkapkan korelasi yang lebih kuat dengan hasil dari uji genotoksisitas in vivo (sensitivitas 76% dan 67%, spesifisitas 79% dan 72% untuk ayam dan kalkun, masing-masing) dibandingkan dengan uji in vitro (sensitivitas 58% dan 56%, spesifisitas 45% dan 63% untuk ayam dan kalkun, masing-masing). Hasil ini menunjukkan bahwa model in ovo mendeteksi potensi genotoksik dari berbagai macam senyawa dibandingkan dengan uji in vitro dengan suplementasi S9. Sebagai kesimpulan, uji hati fetus telur unggas yang dibuahi menawarkan alternatif yang menjanjikan untuk uji genotoksisitas in vivo tradisional.

You May Also Like

About the Author: smworldventures

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *