
ABSTRAK
Pelarut eutektik alami dalam (NADES) telah menarik perhatian signifikan atas aplikasinya dalam ekstraksi produk alami. Studi ini mengusulkan strategi untuk meningkatkan efisiensi ekstraksi senyawa target dari kombinasi Atractylodes macrocephala Koidz– Astragali Radix (AM-AR), dan ekstrak kasar digunakan untuk penyelidikan in vitro dan in vivo berikutnya. Efisiensi ekstraksi sembilan NADES dan pelarut konvensional dibandingkan untuk mengisolasi kalikosin 7-O-glukosida, ononin, quercetin, dan atractylenolide III menggunakan analisis kromatografi cair kinerja tinggi (HPLC). Parameter ekstraksi kemudian dioptimalkan melalui metodologi permukaan respons (RSM) dan model algoritma genetika–jaringan saraf propagasi balik (GA-BPNN). Selain itu, aktivitas antioksidan dievaluasi secara in vitro menggunakan uji seperti 2,2-difenil-1-pikrilhidrazil (DPPH), 2,2-azino-bis (asam 3-etilbenzotiazolin-6-sulfonat) garam diammonium (ABTS) penangkal radikal bebas, dan daya antioksidan pereduksi besi (FRAP). Model tikus in vivo dari oklusi arteri serebral tengah (MCAO) digunakan untuk menilai aktivitas biologis. Di antara pelarut yang diuji, NADES-7 menunjukkan efisiensi ekstraksi tertinggi, mencapai nilai evaluasi komprehensif sebesar 0,173 dan dipilih untuk percobaan berikutnya. Temuan ini menunjukkan bahwa NADES dapat berfungsi sebagai pelarut alternatif yang menjanjikan untuk mengekstraksi produk alami dari pengobatan tradisional Tiongkok (TCM).