
ABSTRAK
Percobaan lapangan yang dilakukan di 12 plot percobaan mengevaluasi kelayakan aplikasi klorantraniliprole dan metoksifenozida dalam sistem budidaya jagung. Tingkat pemulihan dua pestisida dalam matriks jagung berkisar antara 95% hingga 106%, dengan deviasi standar relatif (RSD) 1%–7%. Hasil analisis menunjukkan bahwa konsentrasi residu kedua pestisida dalam biji jagung dan sampel jagung segar tetap di bawah batas kuantitasi (LOQ) 0,02 mg kg −1 selama interval panen 28 hari dan 35 hari dalam kondisi lapangan. Penilaian risiko diet menunjukkan profil paparan yang berbeda: klorantraniliprole menunjukkan risiko paparan jangka panjang sebesar 0,1%–2,3% di seluruh model domestik dan internasional, sementara metoksifenozida menunjukkan hasil yang lebih tinggi (0,9%–17,9%). Perhitungan beban makanan ternak secara menyeluruh menunjukkan bahwa estimasi kadar residu maksimum (EMRL) untuk kedua senyawa dalam produk turunan hewan termasuk susu, jaringan otot, hati, ginjal, dan lemak menunjukkan batas keamanan yang signifikan. Semua nilai EMRL jauh lebih rendah daripada batas residu maksimum (MRL) yang ditetapkan oleh badan pengatur utama: Codex Alimentarius Commission (CAC), United States Environmental Protection Agency (US EPA), Japanese Agricultural Standards (JAS), dan peraturan Uni Eropa (UE).