Klorofilin Tembaga sebagai Antioksidan dan Fotosensitizer: Mengurangi Toksisitas Ifosfamida dan Meningkatkan Terapi Fotodinamik

Klorofilin Tembaga sebagai Antioksidan dan Fotosensitizer: Mengurangi Toksisitas Ifosfamida dan Meningkatkan Terapi Fotodinamik

ABSTRAK
Tembaga klorofilin (Cu-Chl) dikenal karena sifat antioksidan dan antikankernya, terutama sebagai fotosensitizer dalam terapi fotodinamik (PDT). Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi efek perlindungan Cu-Chl terhadap toksisitas yang diinduksi ifosfamida (IFO). Selain itu, penelitian ini bertujuan untuk menilai aktivitas antikanker Cu-Chl sebagai agen fotosensitisasi dalam PDT bila digunakan sendiri atau bila dikombinasikan dengan IFO terhadap tumor padat Ehrlich pada tikus. Untuk mencapai tujuan kami, kami melakukan dua percobaan. Yang pertama menilai potensi efek perlindungan dari Cu-Chl yang diberikan secara oral pada model tikus dengan toksisitas yang diinduksi IFO. Jaringan hati dan ginjal menjalani analisis biokimia, stres oksidatif, penanda inflamasi, dan histologis. Percobaan kedua mengevaluasi efek gabungan IFO dan Cu-Chl sebagai bagian dari PDT pada tumor padat Ehrlich pada tikus. Tumor Ehrlich, jaringan hati, dan ginjal menjalani analisis histologis dan biokimia. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pemberian Cu-Chl secara signifikan mengurangi kerusakan hati dan ginjal yang disebabkan oleh IFO, sebagaimana dibuktikan oleh profil enzim hati yang membaik, kadar stres oksidatif dan penanda inflamasi yang berkurang, dan hasil histologis yang membaik. Dosis Cu-Chl yang lebih tinggi (100 mg/kg) menunjukkan efek perlindungan yang signifikan. Dalam percobaan kedua, Cu-Chl dalam PDT memberikan efek antitumorigenik dengan mengurangi viabilitas sel tumor dan mendorong nekrosis; namun, efeknya tampak lebih lemah daripada IFO. Analisis histologis kami mengungkapkan daerah nekrotik yang luas pada jaringan tumor yang diobati dengan Cu-Chl, yang menyoroti efek antitumorigeniknya, yang lebih lemah daripada IFO. Temuan kami menunjukkan bahwa Cu-Chl, sebagai bagian dari PDT, memberikan efek modulasi apoptosis yang bergantung pada dosis, sebagaimana dibuktikan oleh kadar caspase-3 yang berkurang dan kadar Bcl-2 yang dipulihkan saat dikombinasikan dengan IFO. Kombinasi rasio Cu-Chl yang lebih tinggi relatif terhadap IFO meminimalkan toksisitas sistemik sambil mempertahankan kemanjuran antitumor. Kelompok 3IFO+2Cu-Chl, di mana tikus diobati dengan IFO selama 3 hari, diikuti dengan paparan cahaya merah selama 30 menit per hari selama 2 hari setelah pemberian Cu-Chl secara oral (50 mg/kg), menunjukkan keseimbangan optimal antara efek antitumor dan perlindungan organ. Cu-Chl melindungi terhadap toksisitas yang disebabkan oleh IFO dan merupakan fotosensitizer yang efektif dalam PDT. Kombinasi ini menawarkan pendekatan yang menjanjikan untuk meningkatkan kemanjuran pengobatan kanker sekaligus meminimalkan efek samping pada organ vital.

You May Also Like

About the Author: smworldventures

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *