
ABSTRAK
Kendala untuk aplikasi komersial polihidroksialkanoat (PHA) dan eksopolisakarida produk sampingan, alginat, adalah biaya produksinya yang tinggi. Dalam penelitian ini, minyak goreng bekas (WCO) digunakan sebagai sumber karbon murah untuk produksi biopolimer oleh Pseudomonas mendocina PSU. Biomassa tertinggi sebesar 4,60 ± 0,06 g/L dan konsentrasi PHA sebesar 2,58 ± 0,03 g/L (mencakup sekitar 54% DCW) dicapai dengan produktivitas sebesar 0,072 g/L/jam dalam kondisi optimal yang ditentukan oleh metodologi permukaan respons. Selain itu, hasil alginat maksimum sebesar 8,85 ± 0,24 g/L diperoleh sebagai produk sampingan. WCO, yang terutama mengandung asam oleat (C18:1), asam palmitat (C16:0), dan asam linoleat (C18:2) memengaruhi komposisi monomer dari PHA yang dihasilkan. Hasilnya menunjukkan keberadaan monomer SCL-PHA seperti 3HB (3-hidroksibutirat) dan monomer MCL-PHA termasuk 3HHx (3-hidroksiheksanoat), 3HO (3-hidroksioktanoat), 3HD (3-hidroksidekanoat), dan 3HDD (3-hidroksidodekanoat) dalam berbagai fraksi molar. Selain itu, berat molekul rata-rata sekitar 10 4 Da dan indeks polidispersitas 1,58 ditentukan dalam PHA yang diproduksi, yang sebagian besar terdiri dari 3HB (86 mol%) ketika sel tumbuh dalam 2,0% (v/v) WCO. Lebih lanjut, suhu leleh ( T m ) dan suhu transisi gelas ( T g ) masing-masing sekitar 157°C dan −20°C. Selain itu, alginat yang dihasilkan dari PSU P. mendocina menunjukkan gugus asetil fungsional, yang merupakan ciri khas alginat bakterial, dan menunjukkan viskositas yang tampak sebanding dengan alginat komersial dari rumput laut coklat. Karakteristik biopolimer ini menunjukkan potensi yang kuat untuk aplikasi biomaterial, menambah nilai pada WCO dan mengurangi biaya produksi secara keseluruhan.
Abstrak Grafis
Produksi simultan PHA dan alginat bakteri oleh Pseudomonas mendocina PSU dari minyak goreng bekas, menghasilkan beragam monomer PHA dan prekursor alginat.