
ABSTRAK
Cedera paru akut (ALI) yang disebabkan oleh hiperoksia pada neonatus disebabkan oleh stres oksidatif dan peradangan. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kemanjuran dan mekanisme dasar Relaxin-2 (RLX-2) pada model tikus neonatus yang mengalami ALI yang disebabkan oleh hiperoksia. Tikus Wistar neonatus terpapar 90% O2 selama satu minggu dan diobati dengan RLX-2 (0,5 mg/kg/hari) melalui pompa osmotik. Metode yang digunakan meliputi histopatologi (pewarnaan hematoxylin–eosin), analisis cairan lavage bronchoalveolar (BALF), Enzyme-Linked Immunosorbent Assay (ELISA) untuk interleukin-1β (IL-1β), monocyte chemoattractant protein-1 (MCP-1), dan tumor necrosis factor-α (TNF-α), penanda stres oksidatif [malondialdehyde (MDA) dan superoxide dismutase (SOD)], dan Western blotting untuk Toll-like Receptor 4 (TLR4), Nuclear Factor-kappa B (NF-κB), dan Sirtuin 1 (SIRT1). Sel epitel alveolar manusia (HPAEpiCs) menjalani pengujian menggunakan Cell Counting Kit-8 (CCK-8), 2′,7′-Dichlorofluorescin diacetate (DCFH-DA), dan reaksi berantai polimerase kuantitatif waktu nyata (qRT-PCR). RLX-2 mengurangi kerusakan alveolar dan infiltrasi inflamasi pada tikus neonatus dengan cedera paru akut akibat hiperoksia. RLX-2 menurunkan kadar sitokin, menurunkan kadar MDA, dan meningkatkan aktivitas SOD, sehingga mengurangi stres oksidatif. RLX-2 menekan sinyal TLR4/NF-κB dengan mengurangi ekspresi p65 dan Myeloid Differentiation Primary Response 88 (MyD88) dan meningkatkan SIRT1. Pembungkaman SIRT1 menghilangkan efek RLX-2, yang menegaskan perannya dalam melemahkan OS dan inflamasi. Temuan ini menunjukkan kemanjuran RLX-2 pada ALI neonatal melalui penghambatan TLR4/NF-κB yang bergantung SIRT1, sehingga menyoroti potensi terapeutik.